#AmazonCart – Cool or Ugly Innovation?

Inovatif adalah image yang sudah melekat pada Amazon. Di Bulan Mei 2014, Amazon kembali mengejutkan dunia dengan salah satu inovasi terbarunya, yaitu #AmazonCart.

#AmazonCart merupakan fitur terbaru Amazon yang dapat digunakan untuk membantu pengguna Amazon meletakkan produk yang dijual di Amazon ke dalam Shopping Cart Amazon tanpa harus meninggalkan Twitter. Saat ini layanan ini baru dapat dinikmati oleh pengguna Amazon di US & UK.




Bagaimana Cara Kerja #AmazonCart ini? Pengguna yang ingin menikmati layanan ini tentu harus menghubungkan akun Twitter dengan akun Amazon mereka. Jika mereka ingin membeli barang yang diinginkan, cukup reply dengan #AmazonCart terhadap tweet yang berisi link produk di Amazon. Secara otomatis, barang yang diinginkan akan masuk ke dalam shopping cart. Amazon juga akan mengirimkan notifikasi via email dan reply tweet yang menginformasikan bahwa barang yang diinginkan sedang diproses ke shopping cart. Kedengaran sangat simple dan mudah.

“Add It Now, Buy It Later” – Tagline #AmazonCart

http://www.youtube.com/watch?v=iAm6pa9hPKA

Beberapa pihak menyuarakan keraguannya atas #AmazonCart ini. Mereka berpendapat, bagaimana mungkin konsumen dapat membeli sesuatu hanya dengan melihat deskripsi sepanjang 140 karakter? Apakah konsumen ingin seluruh dunia melihat apa yg dibeli di Amazon? Di sisi lain, hal ini merupakan kebalikan dari proses pembelian konsumen. Konsumen biasanya mencari informasi terlebih dahulu sebelum membeli produk. Dengan #AmazonCart, konsumen dapat menaruh barang yg diinginkan lebih dahulu, mencari informasi setelahnya, kemudian baru membeli jika mereka tertarik.

Pihak yang ragu ini merasa bahwa inovasi yang dilakukan oleh Amazon hanyalah sekedar fitur teknologi yang baru (belum tentu dapat membantu konsumen). Dugaan lain menyatakan bahwa fitur ini hanya merupakan promotional machine or free advertising untuk Amazon di Twitter, meskipun Julie Law, selaku representative Amazon telah menyanggah hal ini.

Pihak yang mendukung #AmazonCart mengatakan bahwa hal ini sejalan dengan nature para pengguna social media. Sharing is Caring.

Julie Law juga mengemukakan fakta bahwa Amazon memiliki sejumlah besar konsumen yang menggunakan Twitter dan Partner Amazon yang sering melakukan posting produk mereka di Twitter. Jadi merupakan hal yang logis jika Amazon & Twitter bekerja sama untuk memudahkan konsumen membeli produk Amazon tanpa meninggalkan Twitter Feed. Kerjasama ini memiliki potensi besar untuk mewujudkan social commerce secara real.

Bagaimana tanggapan para pengguna Amazon?

Simply Measured melakukan penelitian selama 2 minggu pertama peluncuran #AmazonCart. Hasilnya adalah ada 157.000 Tweet mengenai #AmazonCart. Percakapan minggu pertama didominasi oleh RT mengenai berita #AmazonCart. Hal ini menunjukkan ketertarikan publik yang besar terhadap #AmazonCart. Minggu kedua, setelah #AmazonCart mendapatkan cukup brand awareness, percakapan didominasi oleh mention & reply, yang artinya pengguna Amazon mulai menggunakan #AmazonCart, meskipun demikian karena waktu riset yang terbatas, belum dapat disimpulkan bahwa #AmazonCart akan diadopsi secara masif oleh pengguna Amazon.

Banyak perdebatan yang menarik mengenai #AmazonCart, beberapa menganggap ini merupakan Cool Innovation tapi beberapa berpendapat bahwa #AmazonCart hanya merupakan Ugly Innovation. Jadi bagaimana menurut anda? Apakah model ini akan mengubah wajah social commerce saat ini atau akan menjadi sesuatu yang unik namun tidak digunakan?