“We will always have problems as long as we live.”

Sebagai seorang marketer kita seringkali menghadapi banyak problem yang kompleks, misalnya bagaimana menjangkau target konsumen, meningkatkan brand awareness produk kita, mengubah persepsi konsumen, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan hingga bagaimana memenangkan kompetisi melawan kompetitor.

Pertanyaannya adalah bagaimana kita memahami problem yang dihadapi dan membuat solusi yang tepat?

Seringkali marketer terjebak dalam mengembangkan solusi lama dan tidak mencoba pendekatan baru untuk mencapai hasil yang diinginkan. Marketer seharusnya menggunakan pendekatan yang baru untuk membuat Creative Solution Based On Data.




Salah satu contoh perusahaan yang menggunakan Creative Solution Based On Data adalah Snickers. Snickers merupakan perusahaan candy bar dengan nilai sales lebih dari $ 3 billion di seluruh dunia.

Snickers dan AMV BBDO menemukan data yang menarik bahwa orang yang lapar memiliki kecenderungan untuk melakukan kesalahan saat mengetik dengan pola yang sama. Data ini digunakan Snickers sebagai dasar dari PPC Campaign nya.

 Misspelled-with-regularity-pattern.png

Snickers dan AMV BBDO melakukan satu pendekatan yang berbeda dalam melakukan PPC Campaign. PPC Campaign biasanya selalu dimulai dengan keyword research untuk memperoleh list keyword yang relevan dengan Snickers misalnya seperti “Candy UK” atau “Chocolate UK” tapi Snickers tidak menggunakan pendekatan ini. Snickers justru memilih untuk memasang iklan untuk query atau hasil pencarian yang salah ketik.

Ide ppc campaign ini adalah untuk menjangkau target market Snickers yaitu orang-orang yang lapar dan membutuhkan snack, sehingga ketika ada orang yang lapar dan melakukan pencarian, mereka akan memasukkan kata-kata yang salah/misspelled keywords. Snickers yang sudah membeli keyword ini akan mengingatkan bahwa mereka bukanlah diri mereka saat mereka lapar-“You are not you when you are hungry” dan menyarankan untuk segera mengambil atau membeli Snickers dengan landing page di website youcantspellwhenyourehungry.com.

Pada awalnya Snickers hanya membeli 500 kata-kata yang salah ketik tapi kemudian Snickers melanjutkan untuk membeli lebih dari 25.000 kata-kata yang salah ketik.

Campaign ini sangat kreatif dan tepat. Snickers sebagai merek snack dapat menjangkau target marketnya yaitu orang-orang yang lapar melalui indikator misspelling keywords. Campaign ini juga akan memakan biaya yang lebih rendah karena keyword atau kata-kata yang dibeli snickers merupakan keyword yang misspelled (hampir tidak ada orang yang membeli misspelled word sehingga kompetisinya rendah dan harga CPCnya rendah).

PPC Campaign ini dengan segera meraih sukses. Dalam 2 hari, Snickers sudah berhasil menjangkau 558.589 orang yang lapar melalui campaign ini, tentunya dengan beberapa orang yang memang tidak mampu untuk mengetik dengan benar.

Snickers dengan PPC Campaignnya yang unik merupakan contoh sukses bagaimana menggunakan data untuk membuat creative solution. Snickers berhasil memanfaatkan data perilaku search orang yang lapar untuk menjangkau konsumen snickers dengan biaya CPC seminimal mungkin.

So bagaimana kita sebagai marketer membuat Creative Solution Based On Data?